Sabtu, 30 April 2011

curhat

Anak kecil itu duduk. Diam aja. Sepertinya iya sedang memikirkan sesuatu. Sesuatu yang sangat penting, setidaknya baginya.

Ia tetap mencoba duduk tenang, meskipun kakinya sudah gemetaran, dia mengeluarkan keringat cukup banyak juga saat itu. Otaknya bekerja dengan keras, begitu juga badannya. Padalah dia hanya duduk di kelas. Kelas 2B di SD harapan 2 Medan.

Entah apa yang sedang dipikirkannya, tiba2 dia beranjak dari kursi itu, berdiri diantara 40an orang yang sedang duduk. Dia berjalan, sambil menahan sesuatu yang sepertinya menyakitkan dan memalukan.

Ia berkata,'Bu, saya permisi ya.'
Ibu guru mengizinkannya pergi. Anak2 lain di kelas memerhatikannya. Kelas yang semula sunyi senyap berubah menjadi ruangan penuh bisik2 suara2 kecil.
Anak2 itu memerhatikannya dengan seksama, juga dengan tatapan menghina.

Anak itu berjalan di luar kelas, mengenakan seragam SD, dengan nama Rizky Pratama terpampang di dada kanannya. Bajunya tidak rapi.

Setelah berjalan di lorong dengan susah payah, akhirnya anak itu masuk ke sebuah ruangan. Ketika anak itu masuk, bau taik sudah sampai ke hidungnya. Dia ingin menutup hidung, tapi ia mengurungkan keinginannya karena menurutnya hal itu tidak penting.

Ia melihat dua pintu di ruangan itu, pintu yang jorok, dipenuhi bekas2 sesuatu yang tidak jelas asalnya. Dia membuka pintu yang sedikit terbuka, tapi terlambat. Sesuatu yang ditahannya dari tadi sudah jatuh.

Akhirnya ia kembali ke kelas dengan celana basah di bagian kantong kanan. Ia membuka pintu. Dengan muka merah ia duduk kembali ke tempat duduknya. Ia mengeluarkan celana dalam yang basah, yang di beberapa bagian berwarna kecoklatan. Ia sudah berusaha menghilangkan bau celana dalam itu tadi dengan air. Ia memasukkan celana dalam itu ke dalam tasnya yang berwarna pink.

1 komentar: